analisa masalah sekitar



Kapan bisa disiplin?
Kantin mahasiswa :
Kantin adalah salah satu tempat favorit mahasiswa. Banyak kegiatan mahasiswa yang dilakukan disana, mulai dari makan sampai mengerjakan tugas kelompok disana atau kadang hanya sekedar berkumpul dengan kawan-kawan untuk membahas beberapa mata kuliah. Kantin bisa disebut juga perut kampus. Mengapa demikian? Disanalah tempat pembuatan energi yang dibutuhkan bagi mahasiswa-mahasiswa untuk mengerjakan aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan perkuliahan. Syarat utama kantin mahasiswa agar tetap berjalan salah satunya yaitu terjangkau untuk segala lapisan mahasiswa, enatah kantong tebal maupun yang kantongnya tipis. Dengan menu yang banyak makanan yang tersedia tentunya banyak juga kebingungan mahasiswa untuk memilih. Apakah ini sesuai dengan kantong saya atau tidak? Namun tak banyak pula mahasiswa yang berhutang di kantin karena alas an tak membawa uang atau belum mendapat transfer uang dari orang tua. Hal yang demikian sudah lazimnya di kantin-kantin wilayah kampus. Sikap yang demikian pula melatih kejujuran seorang mahasiswa dalam kehidupan bermasyarakat. Apakah mereka dapat menempatkan diri mereka dalam masyarakat secara professional sesuai gelar mereka yaitu sebagai mahasiswa atau tidak.
Membahas banyak hal tentang kantin tentu tak lepas dari yang namanya antri. Antri adalah kata yang sudah lazim atau marak disebut-sebut dalam kehidupan terutama tempat umum. Karena disanalah berkumpul orang-orang atas tujuan yang sama saling membutuhkan dan saling berebut unuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Salah satu masalah yang dihadapi saat ini adalah bagaimana cara menanggapi antri yang berkepanjangan tak tahu arah dan tak mengerti tentang alasan-alasan mengapa dibutuhkan mengantri. Salah satu cara terbaik untuk membiasakan hidup untuk menghargai orang, saling berbagi, dan saling membantu adalah dengan mengantri. Mengapa demikian? Kita tahu bahwa tidak semua orang mempunyai sifat yang toleren dan komunikatif terhadap orang lain. Dalam kehidupan bermasyarakat yang beginilah akan menjadi buah bibir dan sorotan tajam yang perlu di kritik. Mengantri adalah metode terbaik untuk menumbuhkan rasa peduli dan rasa tanggung jawab akan seseorang.
Kantin UIN Maliki Malang adalah salah satu kantin yang perlu kita telaah dan amati apakah tercipta aktivitas mengantri atau tidak. Terdapat 4 kantin yang berjejer di ma’had sunan ampel al-ali ini. Tentu dapat dikatakan cukup banyak, karena terlihat jelas bahwa kantin-kantin itu adalah kantin yang cukup besar dalam hal tempat maupun menu. Satu hal yang perlu kita cermati adalah tentang budaya mahasiswa UIN Malang yang telah tertanam sejak lama. apakah budaya itu? Ya, budaya itu adalah budaya mengantri. Terlihat pada pagi hari bergerumbul mahasiswa-mahasiswa yang akan membeli makan, entah itu dibungkus ataupun makan di tempat. Dalam hal ini pengamatan yang telah dilakukan menunjukan bahwa kurang sadarnya mahasiswa-mahasiswa terhadap arti kata antri. Kurang pahamnya mereka apa maksud antri yang sebenarnya. Terlihat berjubel-jubel mahasiswa yang akan menyerbu makanan dengan berbagai menu yang tersedia di piring-piring besar yang berjajar dibalik lemari kaca. Dalam penjelasan ini tergambar sifat manusia yaitu egois. Bagaimana bisa demikian? Tanpa rasa bersalah mereka mendorong teman-temanya, menginjak-injak kaki agar mereka segera mendapat makanan. Apakah yang seperti ini tidak disebut dengan egois.
Apakah ada solusi untuk hal ini? Dalam hal ini memang solusi tidak akan langsung dapat terealisasikan tapi setidaknya digunakan sebagai acuan atau rencana pemikiran kedepan. Kartu tanda mahasiswa(ktm) adalah salah satu jalan utama. Dalam kartu itu tercantum nama dan jurusan. Mungkin akan lebih baik kalau mahasiswa itu menggunakan ktm sebagai alat pembayaran dalam membeli makanan di kantin. Jadi setiap mahasiswa cukup membawa ktm dan menyetorkan kepada kantin. dengan demikian mahasiswa tidak diribetkan dengan uang, kembalikan atau lainya. Cukup dengan mengantri dan memberikan ktm mahasiswa dapat memilih menu makanan yang mereka inginkan. Dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah administrasi. Seorang mahasiswa membayar makanan itu di akhir bulan. Dalam 1 hari mahasiswa diberikan batasan untuk pengambilan makanan. Jadi mahasiswa tidak perlu meributkan harga atau lainya. Cukup memilih makanan dan melaporkan kepada ibu kantin. untuk pembayaran akhir bulan itu tergantung masing-masing mahasiswa. Jadi pada saat membayar itu mahasiswa menentukan menu apa saja yang akan dipilih yang tercantum dalam siakad. Disinilah dikatakan masalah administrasi. Mengapa? Karena dalam hal ini pihak kantor harus melakukan komunikasi dengan pihak kantin terkait dengan menu dan juga harga. Jika kesepakatan telah terjadi maka hasil kesepakatan itu dicantumkan dalam siakad masing-masing mahasiswa. Pada awal bulan pembayaran mahasiswa akan memilih dan menentukan harga yang telah tercantum lalu menyetujui transaksi pembayaran makanan untuk satu bulan kedepan. Sekali lagi ditekankan disini adalah administrasi, dengan langkah seperti itu mahasiswa dapat menentukan berapa pengeluaran untuk membeli makanan dalam satu bulan. Mahasiswa tak perlu lagi kalang kabut jika tiba-tiba uang mereka menipis di akhir bulan atau tiba-tiba pengeluaran mereka membludak tak tahu entah kemana arahnya. Dengan demikian mahasiswa akan belajar bagaimana cara mengatur keuangan mereka, bagaimana memilih hal-hal yang nanti akan mereka jalani, dan bagaimana cara membudayakan hidup di masyarakat yang antri dan harus mempunyai sifat jujur. Maka dalam hal ini budaya antri berkaitan erat dengan pola hidup bermasyarakat. Dengan menggalakkan sistem ini tentu membantu mahasiswa mengatur keuangan  serta mebiasakan diri untuk hidup tertib dan menempatkan diri dengan baik dalam hidup bermasyarakat.

Komentar

Postingan Populer